Kamis, 24 April 2014

FIELDTRIP HIMAPET: A TRIP TO REMEMBER


Himapet mengadakan rangkaian fieldtrip selama tiga hari pada Rabu-Sabtu (16-19/4). Selama tiga hari, rombongan Himapet berkunjung ke berbagai tempat di Jawa Barat yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang dunia peternakan.

Day 1 (16/4)


Rombongan bus fieldtrip Himapet berangkat dari kampus Unila sekitar pukul 17.30, keberangkatan agak tertunda dari yang seharusnya pukul 16.00 akibat adanya hujan deras.

Day 2 (17/4)


Sekitar pukul 06.00 pagi, rombongan bus fieldtrip Himapet tiba di Lembang. Bus berhenti di tempat peristirahatan Grafika Cikole. Setelah mandi dan sarapan, bus melaju kembali untuk mengunjungi Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang.

BIB Lembang
BIB Lembang merupakan salah satu balai inseminasi terbesar dan merupakan balain inseminasi buatan pertama di Indonesia. BIB Lembang yang memiliki slogan "Dengan Mani Membangun Negeri" ini berada di Jalan Kiwi Kayu Ambon no.78, Lembang.  Balai ini didirikan pada tahun 1975 dan diresmikan oleh Menteri Pertanian RI dan Wakil Perdana Menteri Selandia Baru pada tanggal 3 April 1976.






Kami disambut dan kemudian diberikan penjelasan singkat tentang BIB Lembang dan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan di balai tersebut, meliputi: koleksi sperma, uji lab sperma, pengolahan semen, pendistribusian semen beku, pembibitan, pengolahan lahan HMT, serta manajemen pemeliharaan sapi pejantan disana.

Setelah mendapatkan penjelasan dan melakukan tanya jawab, kami diperbolehkan untuk melihat-lihat sapi pejantan yang dimiliki oleh balai tersebut di kandang. Sapi-sapi di balai tersebut sangat terawat dan memiliki ukuran yang besar. Setelah berkeliling, kami berfoto bersama kemudian berangkat ke Grafika Cikole untuk makan siang, lalu pergi ke daerah wisata Tangkuban Perahu.


Tangkuban Parahu




 Daerah wisata Tangkuban Parahu merupakan salah satu tempat wisata yang terkenal di Jawa Barat. Daerah wisata ini terletak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Di sekitar area bibir Kawah, banyak terdapat warung dan kios yang menjajakan aneka macam makanan, minuman, dan masakan khas lembang. Di area ini, banyak pedagang kaki lima yang menjual aneka macam permainan anak-anak, boneka, topi, tas, kerajinan dari batu, pernak-pernik, alat musik angklung, batu dan serbuk belerang (obat alternatif penyakit kulit), tanaman bonsai, dan buah stroberi.

Untuk pergi ke pinggir kawah, kami harus meneruskan perjalanan menggunakan mobil van. Bau belerang yang menyengat tidak mengurangi keindahan pemandangan gunung Tangkuban Perahu. Setelah puas menikmati keindahan Tangkuban Parahu dan berfoto-foto disana, kami pun melanjutkan perjalanan ke Cihampela Walk (Ciwalk) untuk berburu oleh-oleh. Kemudian kami menuju penginapan dan beristirahat malam disana.

Day 3 (18/4)


Peternakan Sapi Perah H. Erif Farm
Pagi harinya, kami berangkat dari penginapan menuju Cisarua untuk mengunjungi peternakan Erif Farm. Peternakan ini berada di kompleks Taman Safari. Ketika sampai disana, kami disambut oleh drh. Satria, seorang karyawan Erif Farm yang kemudian memberikan penjelasan tentang peternakan tersebut. Peternakan Erif Farm dimiliki oleh Bapak Erif Kemal Syarif Erif dan sejak 1986. Kala itu, pak Erif dan istrinya bekerja sebagai paramedis berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Seiring berjalannya waktu dan demi mengurus usaha peternakan sapi perah tersebut, mereka berdua kemudian rela melepaskan statusnya sebagai PNS.

Pak Erif mendapatkan program kredit sapi perah pada tahun 1986. Setiap orang yang berminat mendapat jatah empat ekor sapi yang didatangkan dari Selandia Baru, sebagai modal untuk dikembangkan
 

Pak Erif tak mengenyam pendidikan formal peternakan, beliau belajar secara otodidak. Ia rajin mengikuti berbagai pelatihan peternakan demi meningkatkan pengetahuan soal ternak sapi.

Dalam kurun waktu 10 tahun, empat ternaknya berkembang menjadi 60 ekor. Hingga tahun ini Erif Farm memiliki 200 sapi dengan 25 karyawan. Di antaranya, terdapat 85 sapi perah laktasi atau siap memproduksi susu dengan hasil rata-rata 1.500 liter per hari.




 

Selain sejarah Erif Farm, Kak Satria juga memberikan informasi tentang kualitas susu, kendala dalam usaha peternakan sapi perah, kegiatan pemerahan di Erif Farm, pengolahan susu serta beberapa pengalaman pribadinya sebagai peternak sapi perah.


Di peternakan ini juga telah memiliki teknologi yang modern dalam pengolahan susu, juga ada sebuah kedai yang menjual berbagai produk susu dari peternakan ini.

Setelah dari Erif Farm, rombongan kemudian meneruskan perjalanan ke Institut Pertanian Bogor.

Institut Pertanian Bogor 

Perjalanan dari Cisarua ke IPB agak tersendat akibat kemacetan. Alhamdulillah, rombongan akhirnya sampai di IPB pukul 18.00 WIB. Institut Pertanian Bogor Dramaga ini sangat luas dan tertata dengan rapi. Meskipun telat dan membuat menunggu, namun kami masih diterima dengan sangat ramah oleh BEM Fapet IPB yang kala itu sedang mengadakan Dies Natalis ISMAPETI. Sayang sekali Unila tidak bisa memberikan delegasi karena terbentur dengan jadwal fieldtrip ini.

Kami berkumpul di aula Fapet IPB, kemudian ketua dari masing-masing lembaga yaitu M. Afif Azhar dari BEM Fapet IPB dan Dwi Haryanto dari HIMAPET memperkenalkan profil lembaga masing-masing.


Ketua BEM FAPET IPB, Ketua HIMAPET, Moderator



Acara dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi seputar peternakan. Kedua lembaga memiliki visi yang sama untuk membangun peternakan lebih maju. Setelah itu, dilakukan pemberian kenang-kenangan dan foto bersama pengurus BEM dan anggota HIMAPET. Senang sekali rasanya menjalin persahabatan baru dengan BEM Fapet IPB.


Pemberian kenang-kenangan dari Himapet Unila kepada BEM Fapet IPB
Pemberian kenang-kenangan dari BEM Fapet IPB kepada Himapet Unila


Setelah dari IPB, rombongan meneruskan perjalanan untuk pulang.

Day 4 (19/4)
Rasanya perjalanan pulang jauh lebih cepat dibandingkan saat berangkat. Kami tiba di Unila sekitar pukul 06.00 WIB.




“One’s destination is never a place, but a new way of seeing things.” – Henry Miller