Peternakan Explore Spektakuler 2014 diawali dengan kegiatan
seminar nasional bersama dirjen peternakan dan kesehatan hewan yang berlangsung
pada hari Kamis, 22 Mei 2014 di Auditorium Perpustakaan Unila. Tema yang
diangkat dalam seminar ini adalah “Strategi Pemerintah dan Pelaku Bisnis di
Bidang Peternakan dalam Menghadapi AFTA 2015”. AFTA 2015 merupakan salah satu
isu yang masih hangat khususnya di bidang bisnis peternakan, menimbang bahwa industri
peternakan di Indonesia saja masih belum begitu mampu untuk memenuhi kebutuhan
protein hewani di dalam negeri maka pertanyaan yang akan muncul kemudian adalah:
apakah Industri peternakan Indonesia akan siap dan mampu bersaing dalam AFTA
2015? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka Himapet sebagai organisasi
mahasiswa mengadakan seminar nasional ini dan berusaha mencoba untuk mencari
tahu apa saja kesiapan serta strategi yang akan dan telah dilakukan oleh
pemerintah dan pelaku bisnis peternakan dalam menghadapi perdagangan bebas
ASEAN yang akan berlangsung pada tahun 2015 nanti.
Pembukaan seminar oleh Dirjen |
suasana seminar |
Seminar nasional ini diadakan dalam dua sesi, sesi pertama
menghadirkan Dirjen Peternakan dan Keswan yang didisposisi oleh bapak Yunus sebagai
pemateri dan Ibu Farida Fathul sebagai moderator. Materi seminar sesi pertama lebih
banyak menjelaskan tentang kesiapan pemerintah dalam bidang peternakan dalam
menghadapi AFTA 2015 yaitu mencakup dasar-dasar kebijakan pemerintah, program
pemerintah, peluang Indonesia, serta dampak negatif dan positif dari AFTA 2015.
PD III FP Unila, Kadis Peternakan Prov. Lampung, Kajur Peternakan Unila |
Sesi kedua yang berlangsung setelah makan siang menghadirkan
dua narasumber yaitu Kepala Dinas Peternakan Provinsi Lampung dan Ketua
Perhimpunan Industri Ternak Ayam Ras (PINTAR) Lampung yang dimoderatori oleh
Kepala Jurusan Peternakan Bapak Prof. Dr. Muhtarudin. Keduanya menyampaikan sejauh
mana kesiapan Lampung dalam menghadapi AFTA 2015 dari sudut pandang mereka
masing-masing sebagai pemerintah dan pelaku bisnis. Indonesia yang merupakan
negara dengan penduduk terbanyak se-Asean tentu saja akan menjadi negara target
utama perdagangan bebas AFTA, sedangkan sarana dan prasarana Indonesia yang
masih belum memadai merupakan hambatan terbesar dalam industri Indonesia untuk
bersaing di AFTA.
Ketua PINTAR Lampung menyampaikan bahwa siap atau tidak siap
Indonesia akan tetap menghadapi AFTA 2015. Oleh karena itu beliau mengharapakan
semua pihak baik pengusaha dan pemerintah saling bekerjasama dalam menghadapi
AFTA 2015, dengan begitu maka Indonesia akan mampu untuk memenangkan persaingan
dengan negara-negara ASEAN lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar