Ampas teh mempunyai kandungan protei kasar yang cukup tinggi yaitu 27,42% (GINTING, 1993). Namun, kendalanya sebagai pakan broiler adalah kandungan zat anti nutrisi yang cukuptinggi yaitu tannin 1,35% (ISTIRAHAYU, 1993) dan serat kasar 23,01% (SOEJIWO, 1982). Proses fermentasi biasanya menghasilkan produk makanan yang mempunyai nilai gizi lebih baik dibandingkan dengan bahan makanan asalnya. Hal ini disebabkan mikroba bersifat memecah komponen kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana, sehingga mudah dicerna (WINARNO et al, 1980)
Hasil analsis terhadap ampas teh terfermentasi Aspergllus niger menunjukkan kandungan air 8,8%; abu 2,25%; protein kasar 29,36%; serat kasar 21,19%; lemak 1,11%; kalsium 0,891%; fosfor 0,211%;tannin 0,19%; lisin 0,76%; metionin 1,00%; sistin 0,78%; dan energy metabolisme 223 kkal/kg. Secara umum, komposisi nutriennya meningkat walupun tidak begitu tinggi dibandingkan dengan hasil analsis yang dilaporkan ISTIRAHAYU (1993) dan SOEJIWA (1982). Peningkatan protein diduga karena adanya penambahan protei yang disumbangkan oleh sel mikro akibat pertumbuhanya yang menghasilkan produk Protein Sel Tunggal atau biomassa sel yang mengandung sekitar 40-65% protein.
Adanya kandungan asam amino yang cukup tinggi, jga menunjukkan bahwa ampas teh terfermentasi ini mempunyai kandungan nutrisi yang lebih baik. Hal ini didasarkan pada hasil analisa Laboratorium Nutrisi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran (2002) terhadap tiga jens asam amino yang terkandung dalam ampas teh fermentasi dan dinilai penting untuk pakan broiler, yaitu lisin 0,76%; metionin 1,00% dan sistein 0,75%. Menurut DARANA (1995), kandungan asam amino tersebut cukup tinggi apabila terdapat pada bahan penyusun pakan unggas. Disamping adanya peningkatan dari zat-zat makanan yang diperlukan, fermentasi diduga juga berpengaruh juga terhadap perbaikan zat anti nutrisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar